KOMITE PERSIAPAN PERSATUAN PERGERAKAN BURUH INDONESIA
(KP PPBI)
Jl. Tebet Timur Dalam VIII P/No 16, Jakarta Selatan
Telp/Fax : 021 829 8425
Email : kp.ppbi@gmail.com, Web Blog : kp-ppbi.blogspot.com
(KP PPBI)
Jl. Tebet Timur Dalam VIII P/No 16, Jakarta Selatan
Telp/Fax : 021 829 8425
Email : kp.ppbi@gmail.com, Web Blog : kp-ppbi.blogspot.com
Di tengah sistem kapitalisme yang sedang berjalan, penindasan dan penghisapan terhadap buruh kian nyata. Penindasan itu tampak dalam kehidupan sehari-hari buruh di berbagai wilayah di Indonesia. Setiap hari, mayoritas kaum buruh menerima kekerasaan verbal, diupah rendah, intimidasi, lembur tak dibayar dan masih banyak lagi. Terlebih setelah pemerintah sebelumnya di bawah Megawati mengijinkan praktek out sourcing melalui UUK No. 13 Tahun 2003. Saat itu juga, praktek out sourcing merebak dan semakin merugikan buruh. Dengan berbagai cara, para pengusaha memPHK buruh tetapnya, kemudian merekrut buruh baru dengan status kontrak atau outsourcing. Hingga saat ini, mayoritas buruh berstatus pekerja kontrak atau oursourcing dengan tanpa hak-hak yang semestinya mereka peroleh, seperti cuti hamil, cuti haid, THR, pesangon dll. Sementara, pelanggaran-pelanggaran lainnya terus menerus dibiarkan oleh pemerintah sehingga para pemilik modal makin nyaman menindas kaum buruh.
Berbagai penindasan yang kerap dialami kaum buruh tak lepas dari kebijakan pemerintah yang sering kali tidak berpihak pada kepentingan buruh. Pemerintah yang berkuasa semenjak era Suharto hingga saat ini di bawah SBY-Budiono sangat setia pada para pemodal. Maka, tak heran jika produk kebijakan yang dihasilkannya justru merugikan buruh. Di era Suharto, sejak pertama kali ia berkuasa, kebijakan UU PMA telah disahkan dan FREEPORT dengan segera menghisap kekayaan alam tanah Papua, sementara rakyat Papua dibiarkan tenggelam dalam keterbelakangannya. Demokrasi dibungkam, tak satupun rakyat, termasuk buruh boleh berorganisasi di luar organisasi yang sudah ditetapkan oleh pemerintah yakni SPSI (Serikat Pekerja Seluruh Indonesia). Setelah kekuasaan Suharto tumbang oleh kekuatan rakyat, baru buruh bebas berorganisasi di luar SPSI, itu pun masih di bawah tekanan pengusaha dan pemerintah. Setelah Suharto tumbang dan digantikan dengan penguasa-penguasa baru, watak penghamba kapitalis masih kuat melekat. Dari satu pemilu ke pemilu berikutnya hanya menghasilkan presiden, kabinet, anggota dewan yang menghama pada pemodal dengan kebijakan-kebijakan yang ramah hanya pada pemodal. Sehingga tak heran, jika kekayaan alam kita kini dikuasai oleh pemodal asing, upah kita rendah, harga TDL dan sembako terus merangkak naik sebab itulah yang dihasilkan oleh kapitalisme, keuntungan melimpah bagi segelintir pemodal dan kemiskinan (kehancuran tenaga produktif) bagi jutaan rakyat. Di sisi lain, serikat-serikat buruh kuning (serikat buruh yang berpihak pada penguasa dan pengusaha) seperti SPSI, SPN, GASPERMINDO, justru merapat ke kubu penguasa dan elit politik. Mereka turut mengambil keuntungan dari penderitaan buruh. Pimpinan SPN bahkan sudah menjadi anggota Partai Demokrat.
Saatnya Buruh Tinggalkan Serikat Buruh Kuning, Bangun Serikat Buruh Progresif, MIlitan dan Demokratik!
Buruh, tak bisa lagi berdiam diri dalam menghadapi penindasan tersebut. Buruh, harus berani melawan pemerintah dan elit politik yang terus berdiri di pihak pengusaha. Buruh harus berani melawan para pengusaha, para pemilik modal yang bergelimang harta dengan menghisap tenaga kerja buruh. Buruh juga, sekali lagi, harus berani berhadap-hadapan dengan serikat buruh kuning yang terus menipu massa buruh, sebab sejatinya mereka berada di pihak pengusaha dan penguasa.
Untuk menggalang perlawanan, massa buruh hendaknya segera keluar dari serikat buruh kuning, sebab percuma saja mempercayakan perubahan pada serikat buruh kuning. Selain keluar dari serikat buruh kuning, massa buruh sebaik-baiknya mengkonsolidasikan diri, membentuk serikat buruh progresif. Serikat buruh progresif adalah sebuah serikat buruh yang melibatkan partisipasi seluruh anggotanya dalam setiap pengambilan keputusan memperjuangkan hak-hak buruh. Aktif berpartisipasi dalam memperjuangkan hak-haknya, dan tidak menyerahkan segala persoalan serikat buruh pada pengurus saja, seperti yang terjadi di serikat buruh kuning. Pelibatan massa anggota ini penting karena merupakan basis kekuatan serikat buruh progresif dalam melawan penguasa dan pengusaha.
Selain membangun serikat buruh progresif, persatuan antar buruh, dan elemen rakyat lainnya menjadi hal penting, sebab tanpa persatuan itu, buruh tak akan bisa memenangkan hak-haknya. Wadah persatuan rakyat ini lah yang ke depan menjadi pemerintahan baru yang bersih, demokratis dan merdeka. Sebuah pemerintahan baru yang tegas terhadap praktek korupsi, melibatkan rakyat dalam setiap pengambilan keputusan, dan merdeka dari penjajahan modal asing.
Ayo Bergabung Dalam Kongres KP-PPBI (Komite Persiapan-Persatuan Pergerakan Buruh Indonesia) !
Berdasarkan kepentingan membangun serikat buruh yang progresif, militant dan demokratik seperti yang dijelaskan di atas lah, beberapa organisasi buruh di beberapa wilayah di Indonesia yang tergabung di KP-PPBI berniat menggelar kongres organisasi buruh nasional pada Tgl 9 - 11 Juli 2010. Beberapa organisasi yang sudah tergabung dalam KP-PPBI adalah SBBSU (Serikat Buruh Berjuang Sumatera Utara), FBLP (Forum Buruh LIntas Pabrik), GSPB (Gabungan Solidaritas Perjuangan Buruh), FSPB (Forum Solidaritas Perjuangan Buruh), FNPBI-Independen (Front Nasional Perjuangan Buruh Indonesia-Independen), SBTM (Serikat Buruh Tambang Menggugat). Kami, dari KP-PPBI mengajak seluruh buruh bergabung dalam KP-PPBI dan bersama-sama mensukseskan kongres organisasi buruh nasional yang progresif, militant dan demokratik.
Saatnya Buruh Tinggalkan Serikat Buruh Kuning, Bangun Serikat Buruh Progresif, MIlitan dan Demokratik!
Buruh, tak bisa lagi berdiam diri dalam menghadapi penindasan tersebut. Buruh, harus berani melawan pemerintah dan elit politik yang terus berdiri di pihak pengusaha. Buruh harus berani melawan para pengusaha, para pemilik modal yang bergelimang harta dengan menghisap tenaga kerja buruh. Buruh juga, sekali lagi, harus berani berhadap-hadapan dengan serikat buruh kuning yang terus menipu massa buruh, sebab sejatinya mereka berada di pihak pengusaha dan penguasa.
Untuk menggalang perlawanan, massa buruh hendaknya segera keluar dari serikat buruh kuning, sebab percuma saja mempercayakan perubahan pada serikat buruh kuning. Selain keluar dari serikat buruh kuning, massa buruh sebaik-baiknya mengkonsolidasikan diri, membentuk serikat buruh progresif. Serikat buruh progresif adalah sebuah serikat buruh yang melibatkan partisipasi seluruh anggotanya dalam setiap pengambilan keputusan memperjuangkan hak-hak buruh. Aktif berpartisipasi dalam memperjuangkan hak-haknya, dan tidak menyerahkan segala persoalan serikat buruh pada pengurus saja, seperti yang terjadi di serikat buruh kuning. Pelibatan massa anggota ini penting karena merupakan basis kekuatan serikat buruh progresif dalam melawan penguasa dan pengusaha.
Selain membangun serikat buruh progresif, persatuan antar buruh, dan elemen rakyat lainnya menjadi hal penting, sebab tanpa persatuan itu, buruh tak akan bisa memenangkan hak-haknya. Wadah persatuan rakyat ini lah yang ke depan menjadi pemerintahan baru yang bersih, demokratis dan merdeka. Sebuah pemerintahan baru yang tegas terhadap praktek korupsi, melibatkan rakyat dalam setiap pengambilan keputusan, dan merdeka dari penjajahan modal asing.
Ayo Bergabung Dalam Kongres KP-PPBI (Komite Persiapan-Persatuan Pergerakan Buruh Indonesia) !
Berdasarkan kepentingan membangun serikat buruh yang progresif, militant dan demokratik seperti yang dijelaskan di atas lah, beberapa organisasi buruh di beberapa wilayah di Indonesia yang tergabung di KP-PPBI berniat menggelar kongres organisasi buruh nasional pada Tgl 9 - 11 Juli 2010. Beberapa organisasi yang sudah tergabung dalam KP-PPBI adalah SBBSU (Serikat Buruh Berjuang Sumatera Utara), FBLP (Forum Buruh LIntas Pabrik), GSPB (Gabungan Solidaritas Perjuangan Buruh), FSPB (Forum Solidaritas Perjuangan Buruh), FNPBI-Independen (Front Nasional Perjuangan Buruh Indonesia-Independen), SBTM (Serikat Buruh Tambang Menggugat). Kami, dari KP-PPBI mengajak seluruh buruh bergabung dalam KP-PPBI dan bersama-sama mensukseskan kongres organisasi buruh nasional yang progresif, militant dan demokratik.
Jakarta, 24 Mei 2010
Koordinator Umum
Sulaeman
Koordinator Divisi Penyatuan Politik
Budi Wardoyo
Koordinator Umum
Sulaeman
Koordinator Divisi Penyatuan Politik
Budi Wardoyo
|