LAWAN REPRESIFITAS APARAT, TETAPKAN TEKAD, BATALKAN KENAIKAN TDL, TOLAK KENAIKAN HARGA
Salam Pembebasan…
Represifitas Aparat Kepolisian terhadap Aksi Deklarasi
Serikat Kebudayaan Masyarakat Indonesia (SEBUMI) Jatim
“ Batalkan Kenaikan Tarif Dasar Listrik (TDL) dan Turunkan Harga ”
Hari ini, kamis tanggal 29 Juli 2010, SEBUMI Jatim mengadakan “ Aksi Deklarasi ” dengan mengangkat isu batalkan kenaikan TDL dan turunkan harga. Aksi massa ini start dari Monumen kapal selam (Monkasel) dengan tujuan terakhir ke gedung grahadi. Awalnya aksi ini berjalan dengan lancar dan sesuai dengan rencana. Namun saat aksi massa ini di akhiri dengan seremonial pembakaran ogoh-ogoh symbol rezim Babi SBY-Boediono, terjadi repersifatan yang dilakukan oleh aparat kepolisian. Terjadi penangkapan dan pemukulan membabi buta yang dilakukan oleh aparat kepolisian terhadap massa aksi, dan yang kemudian menimbulkan banyak jatuh korban. Berikut ini adalah beberapa kawan yang menjadi korban penangkapan dan pemukulan yang dilakukan oleh aparat kepolisian :
1. Glendang : Ketua Sebumi Jatim.
Terkena pukulan dan tendangan yang kemudian menyebabkan kepalanya bocor dan pelipis matanya mengalami pembengkakan.
2. Nawi : Sekretaris Sebumi Jatim
Mengalami luka di bagian dada karena tendangan dan pukulan dari aparat kepolisian
3. Yogik : Sebumi Jatim
Mengalami Luka dalam yang cukup parah dan dalam beberapa jam tidak sadarkan diri.
4. Hery : ketua Sebumi Gresik
Mengalami luka memar di bagian dada dan perut akibat tendangan dan pukulan membabi buta dari aparat kepolisian.
5. Febri : Sebumi Gresik
Mengalami luka memar di bagian dada akibat pukulan dan tendangan aparat kepolisian.
6 Fikri : Ketua Serikat Kedaulatan Mahasiswa untuk Rakyat (SKMR)
Mengalami luka pukulan di bagian dada dan perut dikarenakan tendangan dan pukulan aparat kepolisian
7 Yogik : anggota SKMR
Mengalami luka memar di bagian dada dan perut akibat tendangan dan pukulan dari aparat kepolisian
8. Wahyu : Persatuan Politik Rakyat Miskin (PPRM) Jatim
Sampai sekarang keberadaannya masih belum diketahui.
9. Toha : Persatuan Pergerakan Buruh Indonesia (PPBI) Mojokerto)
Mengalami luka pukulan di bagian dada dan perut pula akibat tendangan dan pukulan dari aparat kepolisian.
1. Glendang : Ketua Sebumi Jatim.
Terkena pukulan dan tendangan yang kemudian menyebabkan kepalanya bocor dan pelipis matanya mengalami pembengkakan.
2. Nawi : Sekretaris Sebumi Jatim
Mengalami luka di bagian dada karena tendangan dan pukulan dari aparat kepolisian
3. Yogik : Sebumi Jatim
Mengalami Luka dalam yang cukup parah dan dalam beberapa jam tidak sadarkan diri.
4. Hery : ketua Sebumi Gresik
Mengalami luka memar di bagian dada dan perut akibat tendangan dan pukulan membabi buta dari aparat kepolisian.
5. Febri : Sebumi Gresik
Mengalami luka memar di bagian dada akibat pukulan dan tendangan aparat kepolisian.
6 Fikri : Ketua Serikat Kedaulatan Mahasiswa untuk Rakyat (SKMR)
Mengalami luka pukulan di bagian dada dan perut dikarenakan tendangan dan pukulan aparat kepolisian
7 Yogik : anggota SKMR
Mengalami luka memar di bagian dada dan perut akibat tendangan dan pukulan dari aparat kepolisian
8. Wahyu : Persatuan Politik Rakyat Miskin (PPRM) Jatim
Sampai sekarang keberadaannya masih belum diketahui.
9. Toha : Persatuan Pergerakan Buruh Indonesia (PPBI) Mojokerto)
Mengalami luka pukulan di bagian dada dan perut pula akibat tendangan dan pukulan dari aparat kepolisian.
Selain korban yang tertulis diatas, sebagian besar massa aksi lainnya, baik yang dari SEBUMI Jatim maupun yang berasal dari organisasi jaringan yang ikut bersolidaritas, banyak pula yang mengalami luka-luka.
Represifitas yang dilakukan oleh aparat kepolisian dalam aksi hari ini, merupakan bentuk ketakutan dari Rezim Neoliberal SBY-Boediono atas makin derasnya penolakan dari gerakan rakyat akan kebijakan kenaikan TDL. Apa yang terjadi hari ini juga merupakan momentum bagi kita semua untuk semakin menggelorakan perlawanan penolakan kenaikan TDL dan turunkan harga. Mari rapatkan barisan serta galang gerakan penolakan kenaikan TDL dan Turunkan Harga..!!
Represifitas yang dilakukan oleh aparat kepolisian dalam aksi hari ini, merupakan bentuk ketakutan dari Rezim Neoliberal SBY-Boediono atas makin derasnya penolakan dari gerakan rakyat akan kebijakan kenaikan TDL. Apa yang terjadi hari ini juga merupakan momentum bagi kita semua untuk semakin menggelorakan perlawanan penolakan kenaikan TDL dan turunkan harga. Mari rapatkan barisan serta galang gerakan penolakan kenaikan TDL dan Turunkan Harga..!!
|