Jumat, 25 Juli 2008

The Revolution will not Be Televised


Ketika Kekuasaan Korporasi Media
Ditundukkan oleh Kekuatan Rakyat


Zely Ariane

18 April 2005

"Kami (para organisator kudeta) punya sebuah senjata yang mematikan: media."
Wakil-Laksamana Victor Ramírez Pérez, berbicara di Venevision, sebuah channel televisi swasta Venezuela pada 11 April 2002. Hingga 12 April 2002, terjadi kudeta di abad 21 yang pertama kalinya di Amerika Latin dan kudeta media yang pertama kalinya dimuka bumi ini...

Power Production mungkin adalah production house independent paling beruntung dapat memperoleh akses penuh dari Presiden Venezuela Hugo Chavez untuk observasi documenter di Venezuela. Sehingga dua orang film-maker-nya, Kim Bartley dan Donnacha O’Briain, tak pernah menyangka bahwa perjalanannya ke Venezuela di penghujung 2001, semula bertujuan untuk membuat documenter profil Chavez Presiden terpilih Venezuela 1999, seorang tentara yang unik, dicintai rakyatnya itu, akan berpuncak pada tiga hari revolusioner peristiwa kudeta-rahasia dan counter-kudeta di negeri tersebut. Bahkan mungkin tak percaya dapat secara langsung mengabadikan detik-detik ketegangan dari simpang siurnya informasi dibalik kejadian 11, 12 dan 13 April langsung dari dalam istana Miraflores Caracas bersama-sama Presiden dan kabinetnya.


Mungkin juga mereka tidak berfikir bahwa film ini nantinya akan memberikan Jury Award, Best Documentary pada Malaga Int'l Film Festival (Spayol), Needle Award Seattle Film Festival (USA) Le Prix George du Beau Regard International, Best Documentary, FID Marseilles Film Festival (France) Best Feature Documentary, Galway Film Fleadh, (Ireland), The David Wolper Documentary Film Grand Prize, for Best Documentary 2003, Wine & Country Film Festival (USA) 1st Prize, Best Documentary, 3 Continents Film Festival, (South Africa) The Silver Hugo Award, Film terbaik dalam Festival Banff 2003, dan Peabody Awards 2003.

Sebuah pengalaman revolusioner yang diperoleh Bartley dan O’Briain di dalam Miraflores adalah berhadapan dengan kenyataan bahwa media memberitakan Chavez bertanggung jawab terhadap penembakan massa oposisi sehingga Chavez harus diberhentikan. Kenyataan selanjutnya bahwa Chavez dipaksa berhenti dan kemudian ditangkap oleh elit-elit oposisi dibawah koordinasi Pedro Carmona—Presiden federasi bisnis minyak terbesar Venezuela dan Carlos Ortega—ketua serikat buruh kuning CTV yang pro AS, serta restu dan perlindungan Washington lewat Carl Ford—US State Dept, Colling Powell, George Tennet—Direktur CIA. Disana pula mereka menyaksikan kudeta politik terhadap Chavez oleh oposisi dan sabotase media dengan cara memanipulasi liputan demonstrasi 11 April untuk kepentingan oposisi menjatuhkan Chavez.

Pengalaman revolusioner itu membuat Bartley dan O’Briain, di pembukaan filmnya, begitu tepat memberikan pemirsa dasar pengertian tentang keunikan, karisma, dan apa yang sesungguhnya diperjuangkan oleh Chavez hingga ia begitu dicintai rakyat bahkan tentaranya, sekaligus diwaspadai oleh Amerika Serikat, sehingga harus dijatuhkan: “Di sini, di Venezuela dan diseluruh negeri Amerika Latin, kita sedang dijajah oleh proyek-proyek neoliberal yang jahat dengan klaim mereka bahwa akan ada tangan tersembunyi. Bohong! Bohong! Jutaan kali Bohong! Tentu saja memang ada alternatif, dan di Venezuela kita sedang membuktikannya. Saya harus melawan tekanan internasional yang begitu besar, tapi saya tak perduli. Jika itu berarti suatu saat nanti saya harus masuk neraka untuk mempertahankan rakyat Venezuela, saya tak perduli! Saya akan tetap mempertahankan kalian apapun yang terjadi!”.

Hubungan antara kedekatan Chavez - Fidel Castro dan Kuba, dengan sikap kerasnya terhadap imperialisme AS diwujudkan dengan nasionalisasi perusahaan minyak pada Februari 2002—mayoritas dimiliki Carmona dan elit-elit oposisi—yang sebelumnya menyediakan 14% pasokan minyak untuk AS yang membuat berang oposisi dan AS tentunya. Inilah bukti kongkrit re-distribusi kekayaan yang dilakukan pemerintah terhadap 80% penduduk miskin Venezuela.

Keyakinan Chavez untuk terus mempertahankan hak-hak rakyat Venezuela dengan jeli ditelusuri oleh Bartley dan O’Briain lewat footage-footage bagaimana Chavez bertemu, berdialog dan berhubungan dengan rakyatnya. Konstitusi Bolivar 1999 layaknya kitab suci yang ada di tiap sudut kota menjelaskan hak-hak rakyat Venezuela yang dijamin sepenuhnya oleh pemerintah. Alo Presidente sebuah siaran langsung di televisi milik pemerintah satu-satunya, Channel 8, adalah upaya Chavez agar rakyat dapat mengakses langsung pemerintahannya. Setiap hari ada 200 surat yang masuk ke istana atau dititipkan rakyat pada Chavez sewaktu ia berkunjung, dan semua surat itu sepanjang atau sependek apapun harus teliti dibaca.

Dengan amanat 80% rakyat miskin yang mencintainya, Chavez menegaskan, bahwa itu tidak cukup tanpa memanfaatkan media lokal, televisi, radio, konferensi pers dan apa saja yang bisa menjadi jembatan komunikasi pemerintah dengan rakyat untuk menjelaskan keberhasilan-keberhasilan yang sudah diraih oleh pemerintah untuk kemajuan rakyat. Dan ketegasan ini di hadapkan oleh Bartley dan O’Briain dengan kenyataan bahwa siaran-siaran televisi swasta, yang memang dikuasai oleh pemodal-pemodal terbesar negeri, masih terus menerus melakukan black propaganda terhadap Chavez. Channel 8 satu-satunya milik pemerintah, dibandingkan 5 televisi swasta milik pemodal yang pro oposisi-pro AS memang bukan perang media yang seimbang.

Dalam waktu hanya 48 jam pasca kudeta oposisi, Chavez dihantarkan kembali berkuasa oleh mobilisasi rakyat dari kampung-kampung miskin berkumpul dan mengelilingi istana presiden Miraflores. Bartley dan O’Briain mampu merangkum proses revolusioner yang sedang terjadi di Venezuela dalam ­footge-footage yang memuncak pada tiga hari bersejarah itu. Rakyat yang bergerak menuntut Chavez kembali bukan hanya pendukung setia Chavez, namun juga mereka yang tidak terima pecehan yang dilakukan Carmona dan pemerintahan baru oposisi terhadap demokrasi dan hak-hak rakyat yang sudah dijamin di dalam konstitusi Bolivar 1999.

Konstitusi ini adalah hasil referendum yang ditentukan sendiri oleh rakyat, bahkan rakyat juga memilih langsung Majelis Perwakilan Nasional, pemerintahan oposisi yang hanya berumur beberapa belas jam itu berani membubarkan struktur pemerintahan yang dipilih langsung oleh rakyat tersebut. Kemarahan rakyat bertambah lagi dengan represi yang dilakukan aparat pemerintahan oposisi terhadap aksi demonstrasi pendukung Chavez, karena selama hampir tiga tahun Chavez berkuasa, tak pernah aparatnya merepresi aksi-aksi provokasi kelompok oposisi. Sehingga rakyat semakin paham dan berani bergerak membela Chavez dan hak-hak demokrasi mereka sendiri.

Situasi tersebut mewakili apa yang dikatakan Andres Izzara, seorang (mantan) kepala pemberitaan sebuah TV swasta: “Kami tak dibolehkan lagi menayangkan pendukung Chavez di TV. Mereka memborgol mantan Menteri Pengadilan, mengatur siaran berita resmi mereka sendiri dan mengancam saya dengan pilihan terima atau tinggalkan. Ini melanggar prinsip saya, sehingga saya mengundurkan diri”.

Film berdurasi 74 menit ini, menggelorakan sekaligus mengharukan hati pemirsa yang menyaksikan bagaimana dukungan rakyat disambut oleh tentara yang sadar bahwa demokrasi rakyat sudah dilecehkan oleh oposisi dan mengembalikan Chavez ke Miraflores adalah upaya menyelamatkan demokrasi. Bahwa ternyata kekuasaan korporasi media sungguh bisa ditundukkan oleh kekuatan mobilisasi rakyat.***

film ini di sutradarai oleh
KIM BARTLEY dan Photografer oleh DONNACHA O'BRIAIN
Produksi Irlandia, 2003
Durasi 74 menit



BACA ARSIP DI BLOG INI

Komite Persiapan Persatuan Pergerakan Buruh Indonesia

"GABUNGAN SOLIDARITAS PERJUANGAN BURUH, BEKASI"
" FORUM BURUH LINTAS PABRIK, JAKARTA "
"FNPBI-PRM MEDAN"
" SBBSU SUMATERA UTARA "
"FNPBI-PRM SURABAYA"
"FNPBI INDEPENDEN MOJOKERTO"
"SERIKAT BURUH GARUDA, SUMEDANG"
"FNPBI-PRM SAMARINDA"
"FNPBI-PRM BALIKPAPAN"
" FORUM SOLIDARITAS PERJUANGAN BURUH, BANDUNG "

KPRM-PRD

G S P B