Senin, 30 Maret 2009

Persatuan Politik Rakyat Miskin Sulteng dan Mahasiswa Samarinda, Juga Menolak Pemilu




PPRM TOLAK PEMILU

Palu, Garda Sulteng-

Di tengah gaung kampanye caleg-caleg dan partai politik (parpol) menjelang Pemilu 9 April, Persatuan Politik Rakyat Miskin (PPRM) Sulteng, justru menyatakan sikap menolak Pemilu 2009.

Menurut Ketua PPRM Sulteng, Muh. Aksa, dalam realeasenya kepada media ini, mengatakan, Pemilu tidak akan membawa perubahan mendasar bagi kesejahteraan rakyat karena tidak terdapat syarat-syarat konkret untuk itu.

“Pemilu 2009 tidak akan membawa perubahan, selain pergantian kekuasaan di antara partai-partai besar yang selama ini setia menjalankan resep kebijakan dari lembaga donor seperti IMF,” katanya. Begitu pun, kata dia, dengan adanya parpol-parpol baru pun tidak akan membawa alternatif karena memang mereka tidak ada satu pun program alternatif yang jelas yang ditawarkan. Dan kebanyakan parpol baru adalah pecahan parpol lama yang tidak terakomodir kepentingannya di parpol sebelumnya.


“Praktek dari kebijakan neolib, yakni pencabutan subsidi rakyat, pembayaran utang, privatisasi dan liberalisasi perdagangan dan investasi yang setahap-demi setahap menghancurkan industri nasional, menciptakan pengangguran dan kemiskinan massal,” sebutnya.

Ia menambahkan, fakta kemiskinan, pengangguran, pendidikan dan kesehatan yang mahal serta kenaikan harga-harga sembako adalah bukti bahwa pemerintahan sudah gagal dalam mewujudkan kesejahteraan rakyat.

“Untuk itu, kami dengan tegas menolak pemilu. Rakyat tidak butuh Pemilu, namun pemerintahan alternatif seperti yang dipraktekkan oleh negara-negara sosialis Venezuela, Kuba dan Bolivia di Amerika Latin yang terbukti mampu memberikan pelayanan publik, pendidikan dan kesehatan gratis, harga bensin Rp 350/liter bahkan tidak terpengaruh oleh krisis global saat ini,” tandasnya.

Dimuat juga dalam Poros, Luwuk Post dan Info Baru Sulteng edisi 23 Maret 2009


Tolak Pemilu, Mahasiswa Samarinda Bakar Berbagai Atribut Caleg

detik.com-Samarinda - Puluhan mahasiswa Universitas Mulawarman Samarinda Kalimantan Timur (Kaltim) berunjuk rasa menolak Pemilu 2009. Dalam aksinya, mereka merusak dan membakar sejumlah atribut caleg.

Aksi demo tersebut dilakukan para mahasiswa mulai pukul 11.30 Wita di depan kampus mereka, Senin (30/3/2009). Para mahasiswa ini kemudian berjalan kaki menelusuri Jl Sungai Kerayan. "Tolak pemilu...tolak pemilu," teriak para mahasiswa berulangkali.

Dalam perjalanan, para mahasiswa ini membongkar sekaligus menurunkan paksa ratusan atribut caleg serta bendera parpol yang ditemukan. Berbagai atribut itu kemudian dikumpulkan di simpang tiga Jl Sungai Kerayan-Jl Pramuka yang merupakan akses masuk ke kampus Universitas Mulawarman. Setelah ditumpuk, atribut-atribut tersebut kemudian dibakar.

''Jelas-jelas undang-undang melarang pemasangan atribut caleg dengan jarak minimal 300 meter dari areal kampus,'' teriak Dono, juru bicara aksi tersebut.

Selain itu, mahasiswa menolak tegas Pemilu 2009. Mereka menilai, pemilu hanya menghambur-hamburkan uang rakyat. Apalagi produk pemilu sebelumnya tidak mampu mengubah kehidupan masyarakat dan bangsa menjadi lebih baik.

"Pemilu hanya kepentingan elit politik yang mengatasnamakan rakyat,'' tegas Dodo.

Usai melakukan aksi bakar atribut caleg, para mahasiswa juga melakukan long march ke sejumlah ruas jalan di kota Samarinda, seperti Jl M Yamin dan Jl Pramuka. Di Jl M Yamin yang juga berada di sekitar kampus mereka, mahasiswa kembali menurunkan paksa ratusan atribut caleg dan parpol. Tidak ada aparat kepolisian yang mengawal aksi tersebut.

BACA ARSIP DI BLOG INI

Komite Persiapan Persatuan Pergerakan Buruh Indonesia

"GABUNGAN SOLIDARITAS PERJUANGAN BURUH, BEKASI"
" FORUM BURUH LINTAS PABRIK, JAKARTA "
"FNPBI-PRM MEDAN"
" SBBSU SUMATERA UTARA "
"FNPBI-PRM SURABAYA"
"FNPBI INDEPENDEN MOJOKERTO"
"SERIKAT BURUH GARUDA, SUMEDANG"
"FNPBI-PRM SAMARINDA"
"FNPBI-PRM BALIKPAPAN"
" FORUM SOLIDARITAS PERJUANGAN BURUH, BANDUNG "

KPRM-PRD

G S P B