KOMITE PERSIAPAN PERSATUAN PERGERAKAN BURUH INDONESIA
(KP PPBI)
Jl. Tebet Timur Dalam VIII P/No 16, Jakarta Selatan
Telp/Fax : 021 829 8425
Email : kp.ppbi@gmail.com, Web Blog : kp-ppbi.blogspot.com
(KP PPBI)
Jl. Tebet Timur Dalam VIII P/No 16, Jakarta Selatan
Telp/Fax : 021 829 8425
Email : kp.ppbi@gmail.com, Web Blog : kp-ppbi.blogspot.com
Salam pembebasan! Salam kesetaraan !
Hari ini hingga beberapa hari ke depan, kaum perempuan dari berbagai kota di seluruh Indonesia yang berhimpun dalam Jaringan Nasional Perempuan Mahardhika, akan mengadakan pertemuan nasional, mengadakan konsolidasi ideologi, politik dan organisasi.
Ditengah terjangan keserakahan kaum modal, yang membuat mayoritas rakyat dunia semakin miskin, tak terkecuali di Indonesia, maka seluruh upaya kaum pergerakan untuk membangun kekuatan perlawanan terhadap sistem kapitalis, pantasalah diberikan dukungan sekuat-kuatnya.
Apalagi tahun ini, adalah peringatan tahun ke seratus perlawanan kaum perempuan, dimana pada awal-awal perlawanan kaum perempuan, kaum perempuan pekerja menjadi kekuatan utama, menjadi kekuatan pelopor perlawanan.
Hari ini hingga beberapa hari ke depan, kaum perempuan dari berbagai kota di seluruh Indonesia yang berhimpun dalam Jaringan Nasional Perempuan Mahardhika, akan mengadakan pertemuan nasional, mengadakan konsolidasi ideologi, politik dan organisasi.
Ditengah terjangan keserakahan kaum modal, yang membuat mayoritas rakyat dunia semakin miskin, tak terkecuali di Indonesia, maka seluruh upaya kaum pergerakan untuk membangun kekuatan perlawanan terhadap sistem kapitalis, pantasalah diberikan dukungan sekuat-kuatnya.
Apalagi tahun ini, adalah peringatan tahun ke seratus perlawanan kaum perempuan, dimana pada awal-awal perlawanan kaum perempuan, kaum perempuan pekerja menjadi kekuatan utama, menjadi kekuatan pelopor perlawanan.
KP PPBI memandang, bahwa kaum perempuan miskin Indonesia, yang menjadi korban paling parah dari sistem kapitalis dan budaya patriarki yang sangat kental, haruslah mengorganisir diri dalam sebuah organisasi perlawanan berskala nasional, dengan berlandaskan mobilisasi massa sadar sebagai metode perjuangannya, ditengah hegemoni kesadaran palsu kaum perempuan—yang menganggap kemiskinan kaum perempuan adalah takdir, yang menganggap ketidak setaraan kaum perempuan dan laki-laki adalah takdir, yang menggangap sistem kapitalisme adalah abadi dan lain sebagainya—
Dengan mobilisasi massa perempuan sadar—mengerti arah pembebasan sejati—maka sistem kapitalisme dan budaya patriarki yang telah menindas perempuan miskin selama berabad-abad, akan sanggup dihancurkan, dan diatas puing-puing kehancurannya, kaum perempuan miskin bersama dengan rakyat miskin lainnya, membangun sistem baru, yakni sosialisme.
Tentu tidak mudah untuk melakukan penggorganisiran kaum perempuan miskin ini, selain karena organizer revolusioner belum cukup banyak jumlahnya (dari ratusan juta penduduk miskin Indonesia, kaum revolusioner belum mencapai 1 % nya, bahkan belum mencapai 0,5 % nya), kesadaran untuk membangkitkan perlawanan kaum perempuan miskin, juga belum cukup kuat. Kesadaran seolah-olah tugas pembebasan kaum perempuan, adalah tugas kaum terpelajar saja, tugas mahasiswa saja, harus dikikis, karena sejatinya tugas pembebasan kaum perempuan miskin, adalah tugas kaum perempuan miskin itu sendiri (yang tentu saja, harus disadarkan akan tugas-tugas perjuangannya)
Sementara musuh-musuh kaum perempuan miskin Indonesia, musuh-musuh rakyat miskin Indonesia, juga tidak diam saja. Imperialisme, pemerintahan agen imperialis, sisa orde baru, tentara & milisi sipil reaksioner serta reformis gadungan dengan segala daya upaya, terus menerus mencoba melemahkan perjuangan kaum perempuan miskin, baik secara ideology(tidak hanya kesadaran perempuan lebih lemah dari kaum pria, juga kesadaran “kesetaraan” yang tidak berbasis pada perjuangan meruntuhkan kapitalisme dan kesadaran-kesadaran palsu lainnya) secara politik (dengan kebijakan-kebijakan diskriminatif maupun kebijakan-kebijakan yang merepresif kaum perempuan, termasuk stigma-stigma negative pada kaum perempuan dan lain sebagainya) maupun secara organisasi (dengan membangun organisasi perempuan, namun digunakan untuk menindas perempuan)
Untuk itu, KP PPBI berharap, dalam pertemuan nasional kali ini, Jaringan Nasional Perempuan Mahardhika mampu menjawab tugas-tugas membangkitkan perlawanan kaum perempuan miskin, memberikan arah sejati bagi perlawanan kaum perempuan miskin, sekaligus memberikan kritik pada organisasi-organisasi pergerakan yang mengabaikan tugas-tugas ini.
Akhirnya, KP PPBI meminta maaf, karena belum sanggup memberikan dukungan maksimal baik dalam pertemuan nasional ini, maupun dalam pengorganisiran kaum perempuan pekerja, dan semoga pasca pertemuan nasional ini, bersama dengan Jaringan Nasional Perempuan Mahardhika dan organisasi-organisasi pergerakan lainnya, akan semakin cepat kaum perempuan pekerja menjadi bagian dalam perjuangan kaum perempuan miskin dan perjuangan rakyat miskin secara keseluruhan, demi terwujudnya sistem ekonomi-politik-budaya, yang demokratis, adil, setara, modern dan sejahtera.
Selamat berkonsolidasi, maju terus kaum perempuan sadar!
Selamat Hari Perempuan Internasional!
Perkuat Solidaritas, Wujudkan Persatuan Nasional Buruh Yang Militan dan Progressif !
Jakarta, 6 maret 2010
Koordinator Umum
Sulaeman
Koordinator Divisi Penyatuan Politik
Budi Wardoyo
Dengan mobilisasi massa perempuan sadar—mengerti arah pembebasan sejati—maka sistem kapitalisme dan budaya patriarki yang telah menindas perempuan miskin selama berabad-abad, akan sanggup dihancurkan, dan diatas puing-puing kehancurannya, kaum perempuan miskin bersama dengan rakyat miskin lainnya, membangun sistem baru, yakni sosialisme.
Tentu tidak mudah untuk melakukan penggorganisiran kaum perempuan miskin ini, selain karena organizer revolusioner belum cukup banyak jumlahnya (dari ratusan juta penduduk miskin Indonesia, kaum revolusioner belum mencapai 1 % nya, bahkan belum mencapai 0,5 % nya), kesadaran untuk membangkitkan perlawanan kaum perempuan miskin, juga belum cukup kuat. Kesadaran seolah-olah tugas pembebasan kaum perempuan, adalah tugas kaum terpelajar saja, tugas mahasiswa saja, harus dikikis, karena sejatinya tugas pembebasan kaum perempuan miskin, adalah tugas kaum perempuan miskin itu sendiri (yang tentu saja, harus disadarkan akan tugas-tugas perjuangannya)
Sementara musuh-musuh kaum perempuan miskin Indonesia, musuh-musuh rakyat miskin Indonesia, juga tidak diam saja. Imperialisme, pemerintahan agen imperialis, sisa orde baru, tentara & milisi sipil reaksioner serta reformis gadungan dengan segala daya upaya, terus menerus mencoba melemahkan perjuangan kaum perempuan miskin, baik secara ideology(tidak hanya kesadaran perempuan lebih lemah dari kaum pria, juga kesadaran “kesetaraan” yang tidak berbasis pada perjuangan meruntuhkan kapitalisme dan kesadaran-kesadaran palsu lainnya) secara politik (dengan kebijakan-kebijakan diskriminatif maupun kebijakan-kebijakan yang merepresif kaum perempuan, termasuk stigma-stigma negative pada kaum perempuan dan lain sebagainya) maupun secara organisasi (dengan membangun organisasi perempuan, namun digunakan untuk menindas perempuan)
Untuk itu, KP PPBI berharap, dalam pertemuan nasional kali ini, Jaringan Nasional Perempuan Mahardhika mampu menjawab tugas-tugas membangkitkan perlawanan kaum perempuan miskin, memberikan arah sejati bagi perlawanan kaum perempuan miskin, sekaligus memberikan kritik pada organisasi-organisasi pergerakan yang mengabaikan tugas-tugas ini.
Akhirnya, KP PPBI meminta maaf, karena belum sanggup memberikan dukungan maksimal baik dalam pertemuan nasional ini, maupun dalam pengorganisiran kaum perempuan pekerja, dan semoga pasca pertemuan nasional ini, bersama dengan Jaringan Nasional Perempuan Mahardhika dan organisasi-organisasi pergerakan lainnya, akan semakin cepat kaum perempuan pekerja menjadi bagian dalam perjuangan kaum perempuan miskin dan perjuangan rakyat miskin secara keseluruhan, demi terwujudnya sistem ekonomi-politik-budaya, yang demokratis, adil, setara, modern dan sejahtera.
Selamat berkonsolidasi, maju terus kaum perempuan sadar!
Selamat Hari Perempuan Internasional!
Perkuat Solidaritas, Wujudkan Persatuan Nasional Buruh Yang Militan dan Progressif !
Jakarta, 6 maret 2010
Koordinator Umum
Sulaeman
Koordinator Divisi Penyatuan Politik
Budi Wardoyo
|