KOMITE PERSIAPAN PERSATUAN PERGERAKAN BURUH INDONESIA
(KP PPBI)
Jl. Tebet Timur Dalam VIII P/No 16, Jakarta Selatan
Telp/Fax : 021 829 8425
Email : kp.ppbi@gmail.com, Web Blog : kp-ppbi.blogspot.com
===================================================
1 MEI : TOLAK GERAK JALAN SANTAI, LAKUKAN PEMOGOKAN
DAN AKSI KEPUNG PUSAT KEKUASAAN !
(KP PPBI)
Jl. Tebet Timur Dalam VIII P/No 16, Jakarta Selatan
Telp/Fax : 021 829 8425
Email : kp.ppbi@gmail.com, Web Blog : kp-ppbi.blogspot.com
===================================================
1 MEI : TOLAK GERAK JALAN SANTAI, LAKUKAN PEMOGOKAN
DAN AKSI KEPUNG PUSAT KEKUASAAN !
Pada tanggal 1 MEI nanti, Rejim SBY-Budiono akan menggelar gerak jalan santai dan acara panggung musik bersama antara pengusaha dan buruh –SBY sendiri rencanannya akan datang ke acara gerak jalan santai di kawasan industri MM 2000, Bekasi-- yang juga telah disepakati oleh serikat-serikat buruh kuning yang duduk dalam LKS Tripartit Nasional (walaupun beberapa serikat dalam LSK Tripartit Nasional telah menyatakan tidak terlibat dalam kesepakatan jalan santai ini, namun belum ada pernyataan tertulisnya), dengan tujuan untuk melemahkan agenda perlawanan nasional kaum buruh di Indonesia.
Agenda gerak jalan santai yang digelar oleh rejim SBY-Budiono ini adalah suatu bentuk pengaburan akan gerakan May Day yang dalam sejarahnya merupakan sejarah perjuangan kaum buruh sedunia melawan kaum modal dan rezim yang mendukungnya semenjak ratusan tahun yang lalu.
Demikian juga dengen Pernyataan Menakertrans Muhaimin Iskandar bahwa May Day adalah simbol perjuangan bersama buruh dan pengusaha dalam perekonomian dunia, merupakan suatu hal yang menyesatkan. Pada faktanya, penindasan para pemilik modal terhadap buruh terus berlangsung dan justru didukung oleh penguasa.
Agenda gerak jalan santai yang digelar oleh rejim SBY-Budiono ini adalah suatu bentuk pengaburan akan gerakan May Day yang dalam sejarahnya merupakan sejarah perjuangan kaum buruh sedunia melawan kaum modal dan rezim yang mendukungnya semenjak ratusan tahun yang lalu.
Demikian juga dengen Pernyataan Menakertrans Muhaimin Iskandar bahwa May Day adalah simbol perjuangan bersama buruh dan pengusaha dalam perekonomian dunia, merupakan suatu hal yang menyesatkan. Pada faktanya, penindasan para pemilik modal terhadap buruh terus berlangsung dan justru didukung oleh penguasa.
Tak terlalu sulit untuk menjabarkan fakta penindasan terhadap buruh yang dilakukan oleh pengusaha dan pemerintah. Beberapa kebijakan yang mengebiri hak-hak buruh sudah jelas di depan mata, hal itu terlihat dari masih dilanggengkannya sistem kontrak yang tercantum dalam UUK No. 13 tahun 2003, politik upah murah melalui penetapan UMP, jaminan sosial yang rendah terhadap buruh dan rakyat sehingga tidak ada jaminan terhadap layanan kesehatan, pendidikan serta layanan publik lainnya, disahkannya AFTA, ditetapkannya KEK (Kawasan Ekonomi Khusus) dan masih banyak lagi. Berbagai kebijakan rejim SBY-Budiono tersebut mencerminkan keberpihakannya pada kepentingan pemodal, bukan pada buruh dan rakyat. Seluruh asset perekonomian telah dijual kepada asing sehingga, tak satupun kekayaan negeri ini dinikmati oleh rakyat. Akibatnya, tenaga produktif rakyat termasuk buruh mengalami kehancuran. Segelintir pemilik modal beergelimang kekayaan, sementara mayoritas rakyat terpaksa hidup dalam kemiskinan hingga hancur tenaga produktifnya. Demikianlah sistem kapitalisme bekerja dan terus diamini oleh rejim SBY-Budiono serta elit-elit politik lainnya.
Untuk melanggengkan penghisapan kapitalisme, selain menerapkan kebijakan yang merugikan buruh dan rakyat. Rejim agen kapitalisme akan selalu menghambat gerakan buruh dan rakyat keseluruhan dalam melakukan perlawanan. Penguasa tak segan-segan melakukan represifitas dan tindakan yang anti demokratis lainnya. Sering kali kita saksikan, tindakan anti demokrasi yang dijalankan oleh rejim bersama dengan pengusaha, berupa pembrangusan serikat buruh, intimidasi terhadap buruh yang berlawan, pembreidelan buku yang dinilai merongrong kekuasaan, penggusuran pada rakyat miskin.
Selain melakukan tindakan represifitas dan anti demokrasi, rejim juga terus menerus berusaha untuk mengaburkan kontradiksi antara buruh dan pemilik modal, agar buruh tak lagi melawan. Sebab suatu hal yang paling ditakutkan oleh para pemilik modal atau pengusaha dan rejim adalah, ketika buruh bersatu merebut haknya bersama dengan gerakan rakyat lainnya. Demi kepentingan itulah, maka baik rejim agen kapitalisme, yakni SBY-Budiono dalam momentum May Day tahun ini menggalang gerak jalan santai bersama buruh. Dengan gerak jalan santai, makna May Day sebagai hari perlawanan didistorsi, hanya dijadikan sebatas seremonial semata, sekaligus untuk meredam perlawanan buruh.
Terhadap ilusi yang dilakukan oleh rejim tersebut, kaum buruh tak boleh diam, namun sebaliknya harus segera bergerak menyatukan kekuatan dan mengorganisir perlawanan. Penyatuan kekuatan tersebut bisa dimulai dengan membentuk wadah-wadah persatuan dari tingkat nasional hingga ke daerah-daerah. Sebuah persatuan dengan karakter demokratis dan meluas, yang mewadahi seluruh buruh untuk bergerak melawan kapitalisme dan agennya. Alat persatuan inilah yang menjadi alat untuk melakukan serangan-serangan politik pada rejim SBY-Budiono. Agar serangan politik tersebut mampu memukul mundur kapitalisme dan rejim agen kapitalisme SBY-Budiono, maka serangan tersebut harus dilakukan secara serentak di seluruh wilayah Indonesia. Momentum May Day sebagai hari perlawanan buruh dan rakyat, adalah momentum yang tepat untuk melakukan serangan tersebut.
Maka, kami dari Komite Persiapan- Persatuan Pergerakan Buruh Indonesia (KP-PPBI) menyatakan:
1. Mengajak pada seluruh buruh Indonesia, untuk menolak gerak jalan santai yang digalang oleh rejim SBY-Budiono, yang mengaburkan kontradiksi antara buruh dan pengusaha serta bertujuan meredam gerakan buruh pada 1 Mei.
2. Mengajak pada seluruh buruh Indonesia, untuk menyatukan kekuatan tidak hanya antar buruh sendiri , namun juga kekuatan gerakan rakyat lainnya, dalam alat persatuan nasional melakukan pemogokan dan mengepung pusat-pusat kekuasaan (Istana, DPR/MPR, Kantor gubernur, DPRD)
3. Mengajak pada seluruh buruh dan elemen rakyat lainnya untuk membentuk wadah persatuan nasional sebagai alat persatuan untuk menggulingkan pemerintahan agen Kapitalis SBY-Budiono!
Untuk melanggengkan penghisapan kapitalisme, selain menerapkan kebijakan yang merugikan buruh dan rakyat. Rejim agen kapitalisme akan selalu menghambat gerakan buruh dan rakyat keseluruhan dalam melakukan perlawanan. Penguasa tak segan-segan melakukan represifitas dan tindakan yang anti demokratis lainnya. Sering kali kita saksikan, tindakan anti demokrasi yang dijalankan oleh rejim bersama dengan pengusaha, berupa pembrangusan serikat buruh, intimidasi terhadap buruh yang berlawan, pembreidelan buku yang dinilai merongrong kekuasaan, penggusuran pada rakyat miskin.
Selain melakukan tindakan represifitas dan anti demokrasi, rejim juga terus menerus berusaha untuk mengaburkan kontradiksi antara buruh dan pemilik modal, agar buruh tak lagi melawan. Sebab suatu hal yang paling ditakutkan oleh para pemilik modal atau pengusaha dan rejim adalah, ketika buruh bersatu merebut haknya bersama dengan gerakan rakyat lainnya. Demi kepentingan itulah, maka baik rejim agen kapitalisme, yakni SBY-Budiono dalam momentum May Day tahun ini menggalang gerak jalan santai bersama buruh. Dengan gerak jalan santai, makna May Day sebagai hari perlawanan didistorsi, hanya dijadikan sebatas seremonial semata, sekaligus untuk meredam perlawanan buruh.
Terhadap ilusi yang dilakukan oleh rejim tersebut, kaum buruh tak boleh diam, namun sebaliknya harus segera bergerak menyatukan kekuatan dan mengorganisir perlawanan. Penyatuan kekuatan tersebut bisa dimulai dengan membentuk wadah-wadah persatuan dari tingkat nasional hingga ke daerah-daerah. Sebuah persatuan dengan karakter demokratis dan meluas, yang mewadahi seluruh buruh untuk bergerak melawan kapitalisme dan agennya. Alat persatuan inilah yang menjadi alat untuk melakukan serangan-serangan politik pada rejim SBY-Budiono. Agar serangan politik tersebut mampu memukul mundur kapitalisme dan rejim agen kapitalisme SBY-Budiono, maka serangan tersebut harus dilakukan secara serentak di seluruh wilayah Indonesia. Momentum May Day sebagai hari perlawanan buruh dan rakyat, adalah momentum yang tepat untuk melakukan serangan tersebut.
Maka, kami dari Komite Persiapan- Persatuan Pergerakan Buruh Indonesia (KP-PPBI) menyatakan:
1. Mengajak pada seluruh buruh Indonesia, untuk menolak gerak jalan santai yang digalang oleh rejim SBY-Budiono, yang mengaburkan kontradiksi antara buruh dan pengusaha serta bertujuan meredam gerakan buruh pada 1 Mei.
2. Mengajak pada seluruh buruh Indonesia, untuk menyatukan kekuatan tidak hanya antar buruh sendiri , namun juga kekuatan gerakan rakyat lainnya, dalam alat persatuan nasional melakukan pemogokan dan mengepung pusat-pusat kekuasaan (Istana, DPR/MPR, Kantor gubernur, DPRD)
3. Mengajak pada seluruh buruh dan elemen rakyat lainnya untuk membentuk wadah persatuan nasional sebagai alat persatuan untuk menggulingkan pemerintahan agen Kapitalis SBY-Budiono!
“Ayo mogok nasional 1 mei, Lawan pemerintahan SBY-Budiono yang menghancurkan industri nasional, pro penjajahan asing dan anti demokrasi,
bangun pemerintahan persatuan rakyat miskin.”
Jakarta, 14 April 2010
Koordinator Umum
Sulaeman
Koordinator Divisi Penyatuan Politik
Budi Wardoyo
bangun pemerintahan persatuan rakyat miskin.”
Jakarta, 14 April 2010
Koordinator Umum
Sulaeman
Koordinator Divisi Penyatuan Politik
Budi Wardoyo
|