Selasa, 20 April 2010

Undangan Pertemuan Akbar Buruh Bekasi


1 MEI HARI PERLAWANAN KAUM BURUH.
(Hadirilah Pertemuan Akbar Buruh Bekasi Menjelang MAY DAY)


Sejarah MAY DAY

Tinggal dua minggu lagi, kaum buruh di seluruh dunia, akan bersama-sama melakukan aksi-aksi perlawanan, dengan mengambil momentum hari buruh Internasional yang jatuh pada tanggal 1 Mei.

Pada tahun 1880an, jutaan kaum buruh di Amerika dan Eropa, serta Australia melakukan aksi-aksi pemogokan dan rally-rally massa untuk menuntut pengurangan jam kerja, dari sebelumnya 16 jam kerja menjadi 8 jam kerja, yang berpuncak pada pemogokan umum di seluruh negeri pada tanggal 1 Mei 1890, sehingga akhirnya bisa memaksa para pemilik modal dan penguasa untuk memenuhi tuntutan pengurangan jam kerja tersebut, dan melalui kesepakatan organisisasi pergerakan buruh jaman itu, disetujui bahwa setiap tanggal 1 Mei akan diperingati sebagai hari perlawanan kaum buruh sedunia.

Di Indonesia sendiri, semenjak tahun 1920an hingga 1965, kaum buruh di seluruh Indonesia selalu melakukan aksi-aksi perlawanan secara serentak pada tanggal 1 Mei, namun pada Jaman Orde Baru, kaum buruh dilarang untuk melakukan aksi hari buruh Internasional, dan dengan keberanian yang luar biasa, pada tahun 1995, ribuan kaum buruh yang tergabung dalam PPBI (Pusat Perjuangan Buruh Indonesia) dengan dukungan Solidaritas Mahasiswa Indonesia untuk Demokrasi (SMID) dan Partai Rakyat Demokratik (PRD), melakukan aksi MAY DAY pertama kali jaman Orde Baru, di Jakarta dan Semarang.


dari tahun 1998 hingga sekarang, MAY DAY bagi kaum buruh di seluruh Indonesia sudah melekat sebagai hari perlawanan secara serentak.

Persoalan Kaum Buruh dan Rakyat Indonesia

Setiap buruh, setiap rakyat miskin Indonesia selalu was-was, selalu kawatir setiap harinya, apakah cukup makan hari ini, apa bisa sekolah anak kita hari ini, apa bisa ke rumah sakit, apa bisa bayar listrik, apa ada pekerjaan hari ini, apa besok masih bisa bekerja dan lain sebagainya.
Setiap hari dan setiap harinya, jutaan kaum buruh dan rakyat miskin, menjadi lebih miskin dan bahkan tewas dalam kemiskinanya, sementara segelintir pejabat, segelintir elit politik, segelintir pengusaha semakin kaya, kaya dan semakin kaya.

Awal tahun ini, kaum buruh dibuat lebih kawatir lagi, dengan adanya perjanjian perdagangan bebas antara ASEAN dan CHINA ( ACFTA/Asean China Free Trade Agreement), dimana puluhan ribu jenis barang dan jasa dari CHINA akan masuk ke Indonesia dengan bebas pajak, sementara kualitas produk Indonesia lebih buruk dan harganya lebih mahal, akibatnya sekitar 7 juta kaum buruh terancam PHK di tahun 2010 ini (terutama dari sektor tekstil, garmen, makanan dan minuman, komponen otomotif dan lain sebagainya).

Perdagangan bebas ini juga mengancam jutaan kaum tani Indonesia, yang juga harus bersaing dengan produk-produk pertanian import, padahal teknologi yang rendah, modal yang kecil, lahan yang sempit telah membuat produk pertanian Indonesia tak sanggup bersaing.

Belum lagi hilang keterkejutan kaum buruh, sudah terdengar kabar, bahwa pada tahun 2010 ini juga, Pemerintah dan DPR--atas desakan para Pengusaha-- berencana merevisi UU 13/2003 (yang dulu pernah dicoba, namun berkat kegigihan kaum buruh dalam melakukan pemogokan dan aksi-aksi serentak secara besar-besaran di tahun 2006, rencana revisi ini akhirnya dibatalkan), dimana revisi ini antara lain akan menghilangkan pesangon bagi yang di PHK, akan menghilangkan kebijakan UMP/UMK, dan diganti dengan upah per pabrik (atau perkawasan), yang berakibat pada semakin rendahnya upah buruh, membatasi kebebasan berserikat dan kebebasan pemogokan dan lain sebaginya.

Selain itu, tanpa disadari oleh kaum buruh dan rakyat miskin Indonesia, setiap tahun Pemerintah dan DPR secara terus menerus mengurangi (mencabut) berbagai subsidi yang penting bagi rakyat Indonesia. Sudsidi kesehatan dikurangi, subsidi pendidikan dikurangi, subsidi pupuk dikurangi, subsdi BBM dikurangi, bahkan pada akhirnya subsidi pensiunpun akan dikurangi, itulah kenapa kaum buruh diberbagai kota telah melakukan unjuk rasa untuk menuntut adanya jaminan sosial yang layak bagi seluruh Indonesia.

Sementara Para Pejabat Pemerintahan dan DPR/DPRD justru melakukan korupsi besar-besaran, yang baru –baru ini ketahuan adalah Bank Century sekitar 6,7 Trilyun, Kasus Gayus 26 Milyar, Kasus Penggelapan Pajak di Jatim yang mencapai 300 Milyar, dan ribuan bahkan puluhan ribu kasus korupsi lainnya.

Persoalan lainnya yang kini sedang menekan kaum buruh dan rakyat miskin adalah semakin sempitnya ruang demokrasi, ruang bagi kaum buruh dan rakyat miskin untuk melakukan ekspresi-ekpresinya. Baru-baru saja, ribuan satpol PP yang di dukung oleh aparat kepolisian dan tentara, menyerbu warga di Koja untuk melakukan penggusuran, namun berhasil dilawan hingga jatuh korban, di tempat lain ribuan kaum buruh yang mendirikan serikat buruh, di PHK oleh para pengusaha (tidak terhitung yang diancam, dimutasi, ditakut-takuti), sementara di desa-desa, kaum tani berhadapan dengan kekerasan aparat militer (dalam banyak kasus, kekerasan ini terjadi ketika akan ada pembukaan tambang di desa yang mengambil lahan rakyat), bahkan termasuk mahasiswa (ingat kejadian aparat kepolisian yang menyerbu sekeretariat mahasiswa di Makassar)


Militansi (Daya Juang) Kaum Buruh dan Rakyat Miskin.

Ditengah berbagai kesulitan itu, perlawanan-perlawanan kaum buruh dan rakyat miskin tidak menjadi surut. Setiap hari di semua media televisi, media cetak, radio dan internet, aksi-aksi perlawanan kaum buruh dan rakyat miskin terus terjadi, kadang kecil, kadang besar.

Yang bisa memberikan inspirasi bagi perjuangan kaum buruh dan rakyat miskin, adalah perlawanan ribuan rakyat Koja yang melawan rencana penggusuran untuk memperluas area pelabuhan tanjung priuk. Dengan tak kenal takut, ribuan rakyat Koja menghadang ribuan aparat Satpol PP dan aparat kepolisian yang didukung Tentara.

Dengan bermodalkan keberanian, keyakinan, dan mobilisasi massa yang besar, satpol PP dan aparat militer berhasil didesak mundur, dan bahkan rencana pengusuranpun akhirnya dibatalkan.

Dalam kasus yang lain, sekalipun tidak dalam jumlah yang besar, ratusan buruh yang tergabung dalam Komite Perjuangan Buruh Jabotabek (antar lain GSPB, FPBJ, GASBURI, SBTPI, SPOI, APO ) yang didukung oleh serikat mahasiswa, organisasi perempuan, organisasi politik rakyat ( PPI, PPRM) berhasil memenagkan tuntutan kawan-kawan buruh pelabuhan tanjung priuk (untuk menjadi buruh tetap), setelah melakukan aksi-aksi massa, pemogokan tanjung priuk dan pendudukan kantor Mentri Tenaga Kerja selama dua hari berturut-turut (rencananya pendudukan dilakukan selama 1 minggu penuh, namun dihari kedua, tuntutan sudah dipenuhi)
Dan yang baru saja terjadi adalah pemogokan total kawan-kawan buruh PT Kawasaki di Pulogadung, yang menuntut kenaikan upah dan 15 tuntutan lainnya. Awalnya rencana pemogokan adalah selama satu bulan penuh, namun berkat dukungan organisasi-organisasi lainnya (selama pemogokan ada 16 surat dukungan yang masuk, ada lebih dari 6 organisasi lain yang datang secara langsung untuk memberikan dukungan), dan berkat kekompakan kawan-kawan buruh PT Kawasaki (hingga menginap setiap hari di pabrik) di hari ke lima pemogokan, 16 tuntutan yang diajukan akhirnya dipenuhi pihak managemen.

Apa pelajaran penting dari keberhasilan itu semua ?

1. Keberanian untuk melakukan tekanan dengan cara-cara yang militant, cara-cara yang berani.
2. Persatuan antara berbagai organisasi gerakan, persatuan sesama buruh dan rakyat miskin.
3. Mobilisasi, menyandarkan kekuatan pada massa, pada mobilisasi atau aksi-aksi massa

Serikat kuning menghambat perjuangan kaum buruh

Namun ditengah banyaknya capaian-capaian kemenangan itu, kaum buruh Indonesia masih memiliki banyak kelemahan terutama adalah kelemahan di organisasi yang menjadi alat perjuangannya.

Saat ini, sebagian besar buruh yang berserikat, menjadi anggota dari serikat-serikat buruh yang merupakan serikat buruh bentukan Orde Baru (saat Orde Baru berkuasa, kaum buruh harus kontrol dengan ketat agar tidak melawan, dan salah satu kontrolnya adalah melalui serikat buruh yang dibentuk Orde Baru, yakni SPSI), dan sebagian besar lainnya menjadi anggota dari serikat-serikat buruh pecahan SPSI (yang dalam banyak kasus tidak menunjukan perbedaan mendasar dengan SPSI).

Beberapa ciri khasnya antara lain : Pertama, pimpinan serikatnya korup (sangat jarang ada laporan pertanggungjawaban soal dana iuaran ini, yang untuk tingkat Bekasi saja, iuran buruh bisa mencapai ratusan juta perbulan) atau korupsi dalam bentuk lain (melakukan kerja sama dengan lembaga lain, sementara dana yang didapat tidak dilaporkan ke anggota, missal kerja sama dengan Jamsostek, yang besarnya bisa mencapai milyaran rupiah). Yang kedua : Pimpinan serikat yang menjadikan serikat hany sebagai batu loncatan untuk mendapatkan karir pribadi (dalam banyak sekali kejadian, pimpinan-pimpinan serikat kuning ini juga menjadi bagian dari managemen di perusahaan entah menjadi personalia, menjadi HRD, menjadi kepala bagian dan lain sebagainya), untuk tingkat kota atau diatasnya, pimpinan-pimpinan serikat kuning ini ada yang menjadi konsultan perusahaan besar, menjadi staf ahli bagi Pejabat, bahkan ada yang mempunyai perusahaan sendiri.

Ketiga : Serikat-serikat kuning ini sangat tidak demokratis, menghambat partisipasi anggota seluas-luasnya, sehingga seluruh keputusan organisasi bukan dikontrol oleh anggota, melainkan hanya oleh segelintir pengurus saja. Termasuk dalam kegiatan-kegiatan organisasi sehari-harinya, ruang untuk keaktifan anggota sangat dibatasi (pendidikan hanya untuk pengurus, pertemuan hanya untuk pengurus, perundingan hanya untuk pengurus, semuanya hanya untuk pengurus), jika ada anggota yang kritis, malah diancam atau bahkan diisolasi (tidak diberikan akses organisasi)

Keempat : Sangat sering melakukan konspirasi dengan pengusaha atau pemerintah. Sudah tak terhitung lagi, banyak perselisihan ditingkat perusahaan yang mengecewakan kaum buruh akibat adanya konspirasi antara pengurus serikat kuning dan pengusaha (Termasuk dalam pembuatan PKB, yang isinya sangat pro pada pengusaha), dengan pemerintah juga demikian, itulah sebabnya kenapa seklipun ada wakil-wakil buruh dalam dewan pengupahan, tidak pernah ada kenaikan upah yang signifikan.

Kelima : Sangat anti persatuan, kecuali jika pimpinan-pimpinan serikat kuning ini punya kepentingan tertentu. Namun dalam kesehariannya, pimpinan serikat kuning ini sangat enggan membangun persatuan dengan serikat-serikat lainnya, sangat kawatir jika ada anggotanya yang mengikuti kegiatan serikat lain, juga sangat kawatir jika diperusahaan yang sudah ada serikat kuning, berdiri serikat baru (bahkan sangat sering, serikat kuning ini justru bekerja sama dengan managemen untuk memukul serikat baru tersebut). Itulah kenapa, serikat-serikat kuning ini sangat anti dengan gerakan massa, karena gerakan massa adalah inti dari persatuan massa, persatuan buruh (tidak lagi persatuan antar pimpinan saja), kalaupun ada serikat kuning yang melakukan gerakan massa, bukan dalam kerangka untuk menyatukan massa, namun hanya untuk mempermudah pimpinannya mendapatkan karir yang lebih baik, namun jika tidak ada hubungan dengan kepentingan pribadi pimpinannya, maka sekuat-kuatnya gerakan massa buruh akan dihambat (secara sistematis, pendidikan di serikatnyapun tidak mempelajari teknik-tekinik pengalangan massa, teknik-teknik peyadaran massa, yang diagung-agungkan hanya negosiasi dan perundingan)

Untunglah tidak semua buruh mau menjadi korban dari serikat kuning ini, dan bahkan baru-baru saja sebagian pengurus SPSI dan Anggota SPSI PT Indofood, menyatakan dengan terbuka ke massa luas, keluar dari SPSI, keluar dari serikat kuning.

Dan kawan-kawan yang telah keluar dari SPSI ini dan sekarang bergabung dalam GSPB (Gabungan Solidaritas Perjuangan Buruh), sebuah Federasi Serikat Buruh yang bernaung di bawah Komite Persiapan Persatuan Pergerakan Buruh Indonesia (KP-PPBI) dan anggota Aliansi Buruh Menggugat (ABM), mengundang kawan-kawan seluruh buruh di Bekasi, hadir dalam :


PERTEMUAN AKBAR BURUH BEKASI
“ TEMA : MAY DAY DAN PERJUANGAN BURUH BEKASI “

Hari/tgl : Sabtu, 24 april 2010
Jam : 15.00 wib
Tempat : Perum Telaga Pesona Blok L 9 no.29-Cikarang Barat-Bekasi-
Pembicara : 1) Budi Wardoyo ( Pimpinan Pusat GSPB,
Pimpinan Pusat KP PPBI).
2) Abdullah “Ebiet” ( Ketua GSPB PT Indofood, ABM Bekasi)


Selebaran ini adalah undangan resmi, dan kawan-kawan diperbolehkan untuk mengajak kawan-kawan lainnya, sebanyak-banyaknya, dan harapannya diskusi akbar ini akan menjadi awal pembangunan kekuatan buruh sejati di Bekasi, sekaligus sebagai persiapan bersama menuju AKSI MAY DAY 2010

Contak Person : Rully (0856 9247 5880), Ganjar (0857 1063 1791), Ebiet (0857 8158 4956)

BACA ARSIP DI BLOG INI

Komite Persiapan Persatuan Pergerakan Buruh Indonesia

"GABUNGAN SOLIDARITAS PERJUANGAN BURUH, BEKASI"
" FORUM BURUH LINTAS PABRIK, JAKARTA "
"FNPBI-PRM MEDAN"
" SBBSU SUMATERA UTARA "
"FNPBI-PRM SURABAYA"
"FNPBI INDEPENDEN MOJOKERTO"
"SERIKAT BURUH GARUDA, SUMEDANG"
"FNPBI-PRM SAMARINDA"
"FNPBI-PRM BALIKPAPAN"
" FORUM SOLIDARITAS PERJUANGAN BURUH, BANDUNG "

KPRM-PRD

G S P B